Posted by: iffatynasyiah | January 20, 2010

AGEN ASURANSI JIWA SEBAGAI PELUANG KERJA

Dari waktu ke waktu, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Peningkatan tersebut belum diikuti dengan bertambahnya ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Sebenarnya, masalah tersebut bisa dieliminasi apabila mahasiswa menyadari adanya peluang kerja yang tersedia di satu industri tertentu.

Semua Perguruan Tinggi (PT) selalu melahirkan wisudawan baru. Dalam satu tahun, biasanya PT bisa melakukan prosesi wisuda sebanyak tiga kali. Artinya, satu PT bisa menghasilkan 3.000 wisudawan per tahun.

Peluang Karier Potensial

Dalam rangka menyampaikan solusi terhadap masalah ketenagakerjaan di Indonesia, industri asuransi jiwa berpotensi besar menyerap tenaga kerja tersebut. Saat ini, industri asuransi jiwa baru menyerap tenaga kerja/ agen asuransi jiwa sebanyak 158.000 orang. Dalam 5 tahun ke depan, diprediksikan jumlah agen asuransi jiwa sebanyak 500.000 orang.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya asuransi jiwa, pasar industri asuransi jiwa ke depannya akan semakin cerah. Berbagai hal tak terduga yang dialami oleh masyarakat, misalnya kecelakaan, kematian mendadak, serangan sakit atau penyakit, membuat mereka semakin sadar untuk memproteksi diri dengan polis asuransi jiwa. Kondisi ini akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan andal. Ini merupakan peluang dan kesempatan kerja.

Operasionalisasi pemasaran perusahaan asuransi jiwa utamanya dilakukan oleh para agen asuransi jiwa berkualitas. Mereka mendedikasikan diri guna melayani kebutuhan nasabah terhadap berbagai proteksi, misalnya perlindungan penghasilan, perlindungan kesehatan dan perencanaan, serta perlindungan terhadap kebutuhan keuangan di masa depan.

Perusahaan asuransi jiwa merespons keberhasilan para agen berprestasi dengan memberikan penghargaan, antara lain :

©       Penghasilan yang lebih dari cukup (jauh di atas rata-rata)

©       Berbagai pelatihan di dalam maupun di luar negeri,

©       Wisata ke mancanegara.

©       Pemilihan Agen Asuransi Jiwa Terbaik tingkat nasional.

Para agen asuransi jiwa berasal dari berbagai bidang kesarjanaan (S1 hingga S2), antara lain bidang Hukum/ Syari’ah, Ekonomi, Bisnis, Peternakan, Sastra, dan Kedokteran. Kualitas kompensasi finansial yang mereka dapatkan terlihat dari penampilan dan kesejahteraan hidup yang mereka nikmati saat ini, namun semua itu bergantung pada kinerja yang mereka hasilkan

Secara hakiki, suatu pekerjaan disebut sebagai profesi bila memenuhi beberapa kriteria, yakni:

(1)     Ada kompetensi dan keterampilan tertentu pada setiap orang yang bergelut di dalamnya;

(2)     Memiliki kode etik;

(3)     Masyarakat mengakui dan membutuhkan profesi tersebut.

Profesi agen asuransi jiwa memenuhi ketiga kriteria tersebut.

Esensinya, profesi agen asuransi jiwa, yang secara faktual terbuka lebar bagi para angkatan kerja baru, saat ini bisa menjadi satu pilihan profesi yang tepat dan mulai diminati oleh para pencari kerja maupun profesional yang sudah bekerja. Bukankah ini merupakan suatu realita bahwa lowongan kerja yang berkualitas tersedia melalui profesi agen asuransi jiwa?

Bangga Menjadi Agen Profesional

Andai ada mahasiswa yang mau menjadi agen asuransi, mungkin bakal dicegah orangtuanya. Atau, kalaupun diizinkan, menjadi agen asuransi adalah pilihan pekerjaan terakhir manakala pekerjaan lain tidak ada.

Maklum, citra agen asuransi di mata sebagian masyarakat belum begitu kuat, seperti halnya pekerja di bisnis lain. Padahal, sikap seperti itu tak perlu ada sebab profesi agen asuransi kini sudah jauh lebih terhormat dan membanggakan. Betapa tidak, agen semakin profesional, mereka membantu masyarakat merencanakan dan menemukan solusi keuangannya.

Dari sisi materi, penghasilan seorang agen asuransi jiwa konon ada yang bisa melebihi gaji seorang direktur asuransi jiwa itu sendiri. Cerita bahwa ada agen asuransi yang bisa meraih penghasilan, belum bonus jalan-jalan ke luar negeri, sampai senilai Rp 6 miliar setahun bukan isapan jempol. ”Bahkan bisa dikatakan tanpa batas,” kata Ketua Top Agent Awards AAJI 2007 Nini Sumohandoyo.

Itu karena penghasilan dan insentif yang ditawarkan perusahaan asuransi memang melimpah ruah, bahkan ”gila-gilaan”. Bonus, seminar, dan pelatihan gratis bisa datang setiap saat bagi agen yang berprestasi. Ukuran prestasi tentu saja dinilai dari kemampuan seorang agen dalam meraih nilai premi dalam jumlah tertentu yang bisa dihasilkannya.

Belum lagi jalan-jalan gratis ke berbagai negara yang dibiayai perusahaan asuransi. Pendeknya, menjadi agen asuransi yang profesional kini berkelimpahan fasilitas dan penghasilan. Soalnya, perusahaan asuransi sadar betul peran agen sangat penting. Merekalah roda paling depan dalam dinamika pemasaran produk asuransi yang harus diakui belum meluas dikenal masyarakat.

Lebih profesional

Selain pengenalan mendalam hal-ihwal asuransi, perekonomian, produk yang akan dijual, juga teknik-teknik pemasarannya, bagaimana berhadapan dengan masyarakat, dan sebagainya. Pendek kata, agen asuransi sekarang sudah lebih profesional karena berpendidikan lebih dari memadai. Tuntutan masyarakat pun semakin tinggi.

Harry Harmain Diah, tokoh perintis dan pelopor asuransi di Indonesia, berkisah, betapa profesi agen asuransi saat ini sungguh menyenangkan. ”Sekarang agen asuransi naik mobil Mercy (simbol kemewahan) yang diperoleh dari pendapatannya. Saya saja baru 10 tahun lalu naik Mercy,” katanya.

Dia ingat, sekitar 30 tahun silam betapa susahnya mengajak orang menjadi agen asuransi. ”Kami terpaksa berdiri di halte bus. Setiap ada orang yang turun dari bus, kami ajak menjadi agen, menjual asuransi. Susahnya setengah mati…,” tuturnya.

Kini, sudah ada 158.000 agen asuransi yang terdaftar di AAJI, tersebar di berbagai kota Indonesia. Pendidikan formal mereka sangat beragam, mulai dari tamat SLTA sampai yang bergelar S-2. Bahkan, ibu-ibu rumah tangga pun banyak yang berprofesi sebagai agen. Mereka tidak terikat jam kerja yang ketat sehingga bisa mengatur waktu kapan saja menemui nasabah, mempresentasikan produk jualannya.

Oleh karena itu, menjadi agen asuransi kini bukan lagi pilihan terakhir dalam mencari pekerjaan. Tidak lagi seperti dulu kala ketika banyak orang terpaksa coba-coba menjadi agen asuransi hanya karena tidak ada pekerjaan lain, pintu masuk pekerjaan lain tertutup rapat.

Kebanggaan seorang agen asuransi bukanlah pada saat dia dapat meraih premi, menjual polis, tetapi jika nasabahnya benar-benar dapat merasakan manfaat berasuransi, solusi finansial masa kini dan masa depan.

”Profesi ini menurut saya sangat mulia dan membanggakan. Kita bisa membuat orang giat menabung, memberikan harta yang tak ternilai saat dibutuhkan. Contohnya kalau terjadi klaim, itu kan sesuatu yang dibutuhkan, dan membahagiakan kami sebagai agen,” kata seorang agen yang sudah biasa menjual asuransi miliaran rupiah setahun. (dikutip dari berbagai sumber)

Categories